Di mana jika kinerja perusahaan bagus, harga saham akan naik kembali mendekati harga wajar sahamnya.
Kenaikan harga saham, papar Pintor, dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan permintaan beli dari investor.
Semakin banyak yang meminati untuk membeli saham tersebut, semakin naik harganya.
Sebaliknya, jika pada suatu waktu banyak yang menjual saham tersebut, maka harganya bisa turun.
Permintaan jual dan beli saham dipengaruhi faktor kinerja perusahaan dan faktor eksternal seperti kondisi perekonomian, situasi politik, keamanan dan lainnya.
Untuk itu perlu mencermati berbagi faktor-faktor ini, yang akan berdampak pada harga saham.
"Jadi, keuntungan berinvestasi saham adalah potensi dividen dan capital gain. Sementara risiko investasi saham adalah potensi capital loss akibat faktor-faktor tadi," tukasnya.
Salah satu cara untuk mengelola risiko adalah dengan berinvestasi saham jangka panjang, yakni di atas lima tahun.
Selain itu harus pula melakukan diversifikasi investasi, yaitu tidak mengalolasikan seluruh dana investasi di instrumen saham, dan melakukan diversifikasi dalam memilih saham.
Semakin banyak saham yang dimiliki akan rendah risiko penurunan harga dari salah satu saham.
Memiliki 5-6 saham akan lebih baik dibanding hanya berinvestasi pada satu saham.
Jika modal investasi lebih besar, maka jumlah saham yang dimiliki bisa lebih banyak lagi, dan bisa memilih saham dari beberapa jenis sektor.
"Ingat kembali prinsip investasi, don’t put your eggs in one basket (jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang)," tandasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)