JAKARTA - PT Krakatau Steel Tbk meraup laba pada 2021 sebesar USD62,13 juta atau setara Rp930 miliar. Jumlah ini naik 174 persen dibandingkan periode 2020 yakni USD22,64 juta atau setara Rp339 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan kinerja perusahaan yang mulai membaik ini didukung oleh penjualan sebesar 59 persen. Tercatat penjualan Krakatau Steel pada tahun lalu mencapai USD2,16 miliar dibandingkan 2020 yang tercatat di angka USD1,35 miliar.
"Dengan tren yang terus meningkat, ini menunjukkan kesuksesan Krakatau Steel dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi,” ujar Silmy, Jumat (8/7/2022).
Kinerja penjualan tersebut didukung oleh peningkatan volume penjualan 2021 sebesar 24 persen menjadi 2,05 juta ton dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 1,65 juta ton. Selain itu, produksi Krakatau Steel juga meningkat 23 persen menjadi sebesar 1,96 juta ton di tahun lalu, dari yang sebelumnya sebesar 1,59 juta ton pada tahun 2020.
“Peningkatan produktivitas Krakatau Steel ini menyerap kebutuhan produk baja Hot Rolled Coil (HRC), di mana pangsa pasar HRC ini mengalami peningkatan menjadi sebesar 40 persen pada tahun 2021,” kata Silmy.
Dari sisi efisiensi, tahun lalu Krakatau Steel berhasil menurunkan variable cost sebesar 7 persen dan menurunkan fixed cost sebesar 10 persen. Sedangkan untuk total aset aset meningkat 8 persen dan total ekuitas juga meningkat 16 persen.
EBITDA perseroan juga mencapai peningkatan positif sebesar USD126,57 juta atau meningkat 66 persen dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD76,29 juta.
“Dalam RUPST Krakatau Steel Tahun Buku 2021 ini juga kami berharap proses penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) Seri B senilai Rp800 miliar dapat berjalan dengan lancar,” kata Silmy.
Sedangkan untuk biaya yang ia bawa untuk berkunjung ke Sudirman yakni Rp50 ribu. Hal itu dipergunakanya untuk membeli minuman dan ongkos ke lokasi.
"Kalo sekarang soh Rp50 ribu untuk membeli minum dan makanan," katanya.
(Taufik Fajar)