JAKARTA – Menakar peluang emiten energi di tengah larangan ekspor komoditas mineral seperti timah, bauksit dan tembaga pada November 2022 mendatang. Head of Business Development PT. FAC Sekuritas Indonesia Kenji Putera Tjahaja menuturkan bahwa kebijakan tersebut memang ada pengaruh.
Namun jika dilihat dari beberapa kasus ke belakang, contohnya CPO dan nikel, pasti dalam negeri sudah menakar demand dari domestik sudah cukup banyak atau belum.
"Kalau nyatanya demand dari domestik ini sudah kita bisa penuhi, kebutuhan minimum bisa dibilang kita sudah provide, asal nanti ada kebijakan lanjutan untuk bisa membuka khususnya ekspor komoditas," kata Kenji segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Kamis (6/10/2022).
Menurut Kenji, hal itu terlalu menggiurkan untuk ditolak apalagi performa emiten-emiten sektor energi Indonesia seperti Waskita sedang bagus-bagusnya.
Adapun valuasi saham sektor energi sudah cukup tinggi, kata Kenji, namun harus dilihat dari beberapa sisi. Kalau secara PBV memang cukup tinggi, tapi dilihat secara PER, saham-saham big cap energi PER-nya masih di bawah 5 yang artinya didorong dari laba bersih yang cukup bagus.
"Tapi strategi untuk investor atau trader itu seperti apa sih menyikapi valuasi sahamnya ini? Menurut saya kita jangan langsung all in untuk, memang beberapa sudah cukup tinggi seperti ADRO, ITMG itu secara teknikal sudah area resisten, tapi akumulatif buy aja," jelas Kenji.