Sebaliknya, pendapatan dan penjualan perseroan merosot 16,5% menjadi Rp397,89 miliar karena pendapatan konstuksi jalan tol anjlok 99,6% yang tersisa Rp504,2 juta. Tapi pendapatan jalan tol Pondok Aren - Serpong tumbuh 19,1% menjadi Rp118,79 miliar. Senada, pendapatan tol ruas Tallo - Bandara Hasanuddin meningkat 24,48% menjadi Rp61,214 miliar. Demikian juga dengan ruas tol Pelabuhan Soekarno Hatta - Pettarani naik 95,8% menjadi Rp94,517 miliar.
Lalu pendapatan tenaga listrik tumbuh 12,6% menjadi Rp89,629 miliar. Selanjutnya, beban langsung dan beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 49,1% menjadi Rp146,43 miliar. Hal itu dipicu beban konstruksi yang terpangkas 99% yang tersisa Rp504,2 juta. Sehingga laba kotor naik 32,8% menjadi Rp251,46 miliar. Sementara itu, kewajiban terkikis 2,5% menjadi Rp3,144 triliun.
Sedangkan ekuitas tumbuh 1,9% menjadi Rp3,428 triliun. Sehingga aset menyusut 0,2% menjadi Rp6,572 triliun. Sebagai informasi, perseroan optimistis bisa meraih pendapatan yang lebih baik di sepanjang tahun ini.
META mengejar pertumbuhan di level double digit dibandingkan capaian tahun lalu. Disebutkan, perseroan mengestimasikan kenaikan pendapatan sekitar 10%-20% pada tahun 2022. Lini bisnis jalan tol masih sebagai penyumbang tertinggi dengan perkiraan kontribusi sekitar 60%-70% terhadap total pendapatan Nusantara Infrastructure.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)