DENPASAR - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan sinergi bersama dalam menjaga stabilitas harga akan menopang daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional. Dampak dari penguatan sinergi tersebut pun secara nasional sudah terasa.
"Di mana inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2022 tercatat sebesar 5,42% (yoy) menurun dari bulan sebelumnya sebesar 5,71% (yoy)," ujar Destry dalam penyelenggaraan GNPIP Bali Nusra di Denpasar, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga:Â Menko Airlangga: Inflasi di Akhir Tahun Bisa 5,5%
Inflasi volatile foods juga turun menjadi sebesar 5.7% (yoy) dari puncaknya di bulan Juli yang sekitar 12%, inflasi inti juga mulai stabil di level 3.30% (yoy) dari bulan lalu yang sebesar 3,31% (yoy).
Dengan berbagai kebijakan dan penguatan sinergi, kami optimis tekanan inflasi akan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023.
“Kita harus mendorong sinergi pengembangan digitalisasi data pertanian seperti yang telah dilakukan oleh TPID NTT melalui aplikasi B`Pung Petani dalam membangun ketahanan pangan di daerah," ujar Destry.
Baca Juga:Â Ngeri! Efek Inflasi, Warga Inggris Terpaksa Konsumsi Makanan Hewan Peliharaan
Sejalan dengan hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya turut menyampaikan pentingnya penguatan sinergi dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi di daerah, salah satunya melalui pengendalian inflasi pangan. Transformasi ekonomi untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali perlu didukung dengan digitalisasi sumber data agar perumusan program lebih efektif dan terarah.
Follow Berita Okezone di Google News