Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Superkrane Mitra Utama (SKRN) Stock Split Saham dengan Rasio 1:5

Noviana Zahra Firdausi , Jurnalis-Selasa, 27 Desember 2022 |12:32 WIB
Superkrane Mitra Utama (SKRN) <i>Stock Split</i> Saham dengan Rasio 1:5
SKRN bakal stock split (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTAPT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) bakal melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Aksi korporasi ini untuk mendorong pertumbuhan likuiditas harga saham di pasar.

Dilansir dari Harian Neraca, Selasa (27/12/2022), SKRN telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 Desember 2022.

Emiten konstruksi bangunan dalam siaran persnya di Jakarta, kemaron menyebutkan, pemecahan saham akan dilakukan pada saham jenis biasa (common stock) dengan rasio 1:5. Dengan demikian, nilai nominal saham bakal berubah dari Rp100 per saham menjadi Rp20 per saham untuk saham baru setelah stock split. Adapun jumlah saham SKRN nantinya akan menjadi 7,5 miliar lembar dari sebelumnya 1,5 miliar lembar.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, aksi pemecahan nominal saham dilakukan emiten untuk meningkatkan likuiditas sahamnya. Saham yang dipecah juga bisa menjadi lebih terjangkau bagi investor. Namun Arjun menekankan bahwa investor umumnya akan memutuskan untuk membeli saham stock split dengan mempertimbangkan fundamental yang solid. Pasalnya, investor akan tetap membidik pertumbuhan harga ke depannya.

Terlepas dari stock split, menurutnya, prospeknya SKRN cukup bagus. Mereka mencatat kenaikan signifikan laba bersih dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan berdasarkan metric rasio lain di laporan keuangan mereka fundamental perusahaan ini terlihat sangat solid.

Sebagai informasi, SKRN tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp449,48 miliar per September 2022, naik 74,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp258,0 miliar. Dari sisi bottom line, SKRN memperoleh laba periode berjalan sebesar Rp87,64 miliar atau naik 1.400% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Januari—September 2021 yang hanya Rp5,83 miliar.

Selain dari sisi fundamental, Arjun juga menyoroti soal basis pelanggan SKRN yang banyak berasal dari perusahaan yang terlibat dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN). Dia memperkirakan proyek tersebut bisa memberi dampak positif bagi SKRN.

Disampaikan Arjun, SKRN memiliki tingkat resistance yang cukup kuat di level harga Rp2.400. Dia mengatakan investor yang telah mengakumulasi saham SKRN bisa melakukan aksi tahan atau hold. Sementara itu, investor yang berencana masuk ke saham SKRN bisa memulai akumulasi karena adanya potensi kenaikan.

“Saya merekomendasi beli untuk SKRN dengan target harga Rp2.400 dengan harga support Rp2.180,” jelasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement