Seperti halnya dia, alasan anggota komunitas memilih miniatur bus sebagai barang koleksi karena memiliki kenangan dengan armada bus dalam hidupnya yang tidak bisa dilupakan.
Untuk mengenang kembali cerita tersebut, mereka kemudian mencari atau membuat miniatur bus yang serupa dengan aslinya.
"Banyak yang punya miniatur, pasti punya cerita yang nggak bisa dilupakan pas naik bus ini. Jadi ingin mengenang, kalau kolektor melihat histori. Saya dulu pernah pas masa kecil naik bus..Orang tua kerja di Jakarta sering naik bus Damri body Scania RI (Restu Ibu). Terus sering naik bus jurusan Semarang-Wonosobo, itu dulu ada namanya Tri Kusuma. Sekarang dua bus itu jadi koleksi miniatur saya," ungkapnya.
Dia menyebut, semakin miniatur tersebut mirip dengan bus aslinya, harganya pun akan semakin mahal.
Untuk satu unit miniatur yang dia beli berada di kisaran Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta. Namun, tak jarang ada beberapa anggota komunitas yang memiliki koleksi miniatur bus seharga puluhan juta.
"Semakin detail dan ukuran yang presisi harganya pasti semakin mahal. Terus tergantung juga sama siapa pengrajinnya. Semakin punya nama, harganya juga bisa tambah mahal," bebernya.
"Rencananya, setelah beberapa tahun vakum mengadakan Jamnas, SIS akan kembali menggelar hajatan besar komunitas tersebut di Jakarta, Rencananya mau ada lagi (Jamnas), tetapi belum tahu mau diadakan kapan," ungkap Aik.
(Zuhirna Wulan Dilla)