JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) memberi sinyal akan membagikan dividen dengan rasio hingga 60% dari laba bersih untuk tahun buku 2022.
“Mengingat potensi laba akan lebih baik dari USD310,52 juta kemungkinan akan rasio di kisaran 50-60%,” ujar Direktur Utama PGAS Muhammad Haryo Yunianto dilansir dari Harian Neraca, Kamis (2/2/2023).
Rencana perseroan akan menebarkan dividen dengan rasio sekitar 50% sampai 60%, tidak lepas dari potensi perolehan peningkatan laba bersih usai mencetak laba USD310,52 juta per akhir September 2022. Perseroan, lanjut Haryo, akan menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar USD400 juta di 2023. Mayoritas dana capex nantinya akan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan gas rumah tangga.
Disampaikannya, jaringan gas yang sudah dikelola saat ini sudah mencapai 982.360 sambungan rumah tangga (SRT). Sebanyak 597.708 SRT berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan sisanya 384.708 SRT dari investasi PGAS.
Haryo mengatakan, PGAS diminta untuk melanjutkan program jaringan gas rumah tangga hingga 1 juta SRT per tahunnya. Namun, mulai 2022 hingga seterusnya APBN tidak menganggarkan untuk program tersebut.
Adapun dengan investasi PGAS hanya mampu mencapai 400.000 SRT per tahunnya. Dirinya berharap sisa 600.000 SRT dapat dibantu oleh pemerintah melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) maupun kerja sama dengan pihak swasta. Selain itu, Haryo meminta bantuan dari pemerintah maupun komisi VII DPR untuk mendapatkan harga gas hulu maksimal USD4,72 per million british thermal unit (MMBTU). Saat ini harga gas alam berada di kisaran USD6,5 sampai USD7 dinilai masih memberatkan kondisi keuangan PGAS.
Follow Berita Okezone di Google News