Share

Konversi Utang, Kapuas Prima Coal (ZINC) Teken Pinjaman Rp1,5 Triliun

Mutiara Oktaviana, Okezone · Kamis 25 Mei 2023 12:07 WIB
https: img.okezone.com content 2023 05 25 278 2819737 konversi-utang-kapuas-prima-coal-zinc-teken-pinjaman-rp1-5-triliun-nwMJuNRcJS.jpg Ilustrasi saham. (Foto: Freepik)

JAKARTA - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) teken pembiayaan kembali (refinance) utang senilai Rp1,5 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Dilansir Harian Neraca, pembiayan ini untuk danai pelunasan utang dalam hal ini konversi utang dalam dolar Amerika Serikat (USD).

 BACA JUGA:

Direktur Utama Kapuas Prima Coal , Harjanto Widjaja mengatakan, perseroan berniat melakukan konversi fasilitas utang sebesar USD81 juta dan fasilitas kredit non cash loan sebesar USD14 juta menjadi rupiah.

Adapun fasilitas kredit ditandatangani perseroan pada 22 Mei 2023.

“Fasilitas kredit ini tidak berdampak, karena perjanjian ini hanya mengkonversi nilai sisa pinjaman dari mata uang USDmenjadi rupiah,” katanya dikutip Kamis (25/5/2023).

 BACA JUGA:

Pihaknya juga optimis kinerja akan terdongkrak oleh pengoperasian smelter konsentrat timbal berkapasitas 40.000 ton akhir tahun ini. Bahkan, perseroan memproyeksikan raup Rp 600 miliar dari penjualan konsentrat. Direktur Kapuas Prima Coal, Evelyne Kioe menjelaskan, kondisi ekonomi global tahun depan akan berbeda dengan 2022 yang penuh tantangan akibat perang berkepanjangan Rusia-Ukraina.

Selain smelter konsentrat timbal yang sedang dikejar untuk bisa beroperasi akhir tahun ini, ZINC juga sedang membangun pabrik smelter seng berkapasitas 83.000 ton konsentrat seng dengan target operasi tahun 2023.

 

Follow Berita Okezone di Google News

“Tahun ini, banyak variabel di luar kendali kita yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perseroan, seperti kenaikan harga energi, resesi dan penyusutan ekonomi global, serta naiknya laju inflasi. Untuk itu, kita akan memfokuskan upaya untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi kinerja pada tahun 2023,” kata Evelyne.

Untuk tahun ini, perseroan membidik penjualan konsentrat sebesar Rp600 miliar. Kemudian sampai tahun 2024, perseroan berencana mengonsolidasikan sekaligus mengakuisisi beberapa tambang. Direktur Keuangan Hendra Susanto William mengemukakan bahwa target penjualan sebesar Rp600 miliar tersebut akan bergantung pada pergerakan harga komoditas di tahun depan dan tahun 2024.

"Kita menggunakan pendekatan yang konservatif di mana memakai harga terendah pada tahun ini," katanya.

Target penjualan itu terbilang konservatif karena jika dibandingkan dengan target penjualan perseroan pada tahun 2022 sebesar Rp 650 miliar, target penjualan perseroan tahun 2023 sedikit mengalami koreksi sekitar 7,6%.

Adapun katalis positif pendorong kinerja perseroan pada tahun-tahun mendatang diproyeksikan berasal dari peningkatan harga komoditas secara bertahap seiring dengan tingkat inflasi yang diharapkan terus menurun.

"Kita mengharapkan tingkat inflasi turun sehingga dapat mendorong kinerja perseroan ke depan," tambahnya.

Dia juga menyebut permintaan timah dan seng yang masih cukup tinggi bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia.

Ditambah lagi, perseroan merupakan satu-satunya perusahaan yang membangun dan memiliki pabrik pengembangan timah dan seng yang berasal dari bahan tambang.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini