JAKARTA - Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) mengungkapkan bahwa Indonesia masih ketergantungan impor garam lantaran banyak persoalan yang masih dihadapi oleh para petani.
Ketua APGRI Jakfar Sodikin menyebut permasalahan pertama yang dihadapi adalah keterbatasan lahan untuk memproduksi garam.
BACA JUGA:
Pasalnya tidak semua laut di Indonesia bisa dapat menghasilkan garam.
"Memang tidak semua garis pantai kita bisa dijadikan pantai garam (produksi). Misalnya pantai Jawa bagian utara bisa, akan tetapi dibagian Selatan tidak, karena ombak dan karang yang terjal," kata Jakfar dalam Market Review IDXChannel, Kamis (20/7/2023).
BACA JUGA:
Kemudian, kondisi di sejumlah daerah di Indonesia juga masih terhambat cuaca yang sering terjadi hujan.
Sehingga membutuhkan biaya produksi lebih besar dan waktu yang lama.
"Contohnya di Aceh juga dikembangkan tannel tapi itu mahal. Kalo kita lihat di Aceh itu perlu pakai tanal dan itu karena panas hanya beberapa waktu saja dan kebutuhan produksi nya tinggi," katanya.
Lebih lanjut, Jakfar menyebutkan bahwa terkadang harga jual garam di Indonesia masih rendah sehingga membuat motivasi petani turun untuk memproduksi garam.