BALI - Di tangan perajin asal Bali, tumpukan kayu pohon durian bisa disulap menjadi ukiran yang cantik. Bahkan bingkai ukiran ini diminati turis mancanegara yang berasal dari Eropa.
Cerita ini dibagikan salah satu perajin kayu Wayan Sudarsana di Ubud, Gianyar kepada Okezone. Dia pun bercerita soal sulitnya membangun bisnis saat pandemi Covid-19.
Pukulan besar bagi sektor Pariwisata Bali sejak 2020 juga berdampak pada bisnis Wayan. Generasi ketiga dari usaha pembuatan bingkai kayu berseni pahat di Desa Kokokan ini pun mengaku kehilangan banyak pekerja saat covid.
Wayan bilang, pekerjanya hanya tersisa 10 orang dari sebelumnya 30 orang. Tak menyerah, pria 43 tahun ini tetap melanjutkan bisnis yang sudah ditekuni sejak lama.
"Saya generasi ketiga. Usaha ini sudah turun menurun. Mayoritas pekerjaan orang disini ya begini (ukir kayu)," kata dia, ditulis Selasa (27/2/2024).
Gaya khas ukiran Bali, kata Wayan, sudah dinikmati hingga pasar mancanegara. Umumnya para turis langsung membeli di pinggir-pinggir jalan besar.
"Kita ekspor ke Eropa dan Amerika. Tapi pembeli masih banyak lokal, kita belum ada ke luar Jawa," kata dia.
Saat ini, dirinya menerima pesanan ukiran untuk frame kaca. Untuk pembuatan frame kaca, Wayan mengaku menggunakan pohon durian.