Selanjutnya, IDX Consumer Cyclical menurun sebesar -2,7% dalam sepekan terakhir. Penurunan disebabkan oleh emiten-emiten ritel yang diperkirakan akan mencatatkan penurunan penjualan di bulan Mei akibat penurunan daya beli masyarakat.
Perlu diketahui, bahwa data penjualan ritel pada bulan April mengalami kenaikan, namun kenaikan tersebut dibantu oleh momentum Hari Raya bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang diprediksi tidak akan terjadi di bulan Mei-Juni.
Sementara itu, 2 sektor top gainers yang menahan laju pelemahan IHSG yakni IDX Energy dan IDX Consumer Non-Cyclical. IDX Energy naik 2,45% dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham DSSA sebesar 37% selama seminggu kemarin, setelah emiten milik sinarmas group ini mengumumkan akan melaksanakan stock split.
Sementara itu, IDX Consumer Non-Cyclical dalam sepekan terakhir naik sebesar 0,9% yang disebabkan kenaikan saham UNVR sebesar 13% dalam sepekan terakhir. Kenaikan UNVR ini diikuti oleh aliran dana asing yang mulai masuk ke saham ini sejak 25 April silam.
IHSG yang ditutup melemah dalam sepekan lalu karena sejumlah sentimen yang mempengaruhinya. Dimas menyebutkan 3 sentimennya yakni RDG Bank Indonesia, FOMC Minutes dan Kecelakaan dan wafatnya Presiden Iran.
Berdasarkan data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham ini untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 31 Mei 2024.
1. Buy BREN (Support: 10.800 dan Resist: 12.400). Pada minggu ini ada sentimen pengumuman akan masuknya emiten ini ke dalam indeks FTSE di Juni mendatang. Closing di level ATH disertai dengan sentimen tersebut.
2. Buy on Pullback NCKL (Support: 990 dan Resist: 1.210). Emiten ini membentuk Volatility Contraction Pattern dan breakout dari resistance di level 1010 disertai dengan lonjakan volume. Ada pula sentimen dari emiten yang akan melaksanakan aksi korporasi yakni buyback saham yang akan diumumkan pada RUPST 27 Juni mendatang.
3. Buy CLEO (Support: 1.155 dan Resist: 1.500) Kenaikan disebabkan oleh pertumbuhan laba bersih sebesar 96% YoY pada Q1 2024. Emiten ini breakout dari konsolidasi disertai dengan peningkatan volume sekaligus closing di level ATH-nya.
(Taufik Fajar)