Riset menilai data tersebut dapat mempengaruhi pandangan pasar terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pada paruh kedua tahun ini.
Di kawasan Asia, pelaku pasar menantikan rilis data NBS Manufacturing PMI China periode Agustus 2024. Sektor manufaktur Negeri Tirai Bambu diramak sedikit menguat menjadi 49,5 dari 49,4 pada Juli 2024.
“Data tersebut diyakini dapat memberikan kepercayaan pasar terhadap outlook pertumbuhan ekonomi China di sisa tahun 2024.” jelasnya.
Dari sisi global, khususnya Amerika Serikat, investor mengamati rilis data ISM Manufacturing PMI periode Agustus 2024 yang diperkirakan mengalami kenaikan menjadi 47.8 dari 46.8 di Juli 2024.
Ekspektasi ini menunjukkan optimisme terhadap sektor industri, meskipun masih berada di leve kontraksi. Hal ini berlangsung di tengah optimisme pasar bahwa Federal Reserve akan segera memangkas Fed Funds Rate (FFR) pada bulan depan.
Lebih jauh, negeri Paman Sam juga dijadwalkan akan mengumumkan data tingkat pengangguran bulan Agustus 2024 pada pekan depan (6/9) yang diperkirakan mengalami sedikit penurunan menjadi 4,2 persen dari 4,3 persen di Juli 2024.
Angka manufaktur juga akan menjadi perhatian investor terhadap kawasan Eropa, dengan rilis data HCOB Manufacturing PMI Final periode Agustus di Jerman dan Euro Area. Pasar memperkirakan kondisi manufaktur di Kawasan Eropa mengalami penurunan aktivitas sehingga dapat memicu kekhawatiran terhadap outlook pertumbuhan ekonomi di Kawasan Eropa pada semester kedua.
(Taufik Fajar)