Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waduh, Jawa Tengah Bakal Lebih Dulu Tenggelam dari Jakarta

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Selasa, 24 September 2024 |11:17 WIB
Waduh, Jawa Tengah Bakal Lebih Dulu Tenggelam dari Jakarta
Jawa Tengah Diprediksi Bakal Lebih Dulu Tenggelam. (Foto: okezone.com/Ahmad Antoni)
A
A
A

JAKARTA - Jawa Tengah (Jateng) diprediksi bisa lebih dulu tenggelam dari Jakarta. Pasalnya, terjadi penurunan muka tanah hingga 14 cm per tahun.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia mengatakan, kondisi penurunan muka tanah di wilayah pesisir Jawa Utara lebih parah dari Jakarta.

Seperti di Kota Semarang, Jawa Tengah, saat ini penurunan muka tanah bisa mencapai 14 cm per tahun. Situasi ini tergolong lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi penurunan muka tanah di Jakarta yang mencapai 10 cm per tahun.

Menurutnya, penurunan muka tanah yang masif akan membuat permukaan air laut lebih tinggi ketimbang daratan. Dampaknya, banjir rob bisa merendam kawasan permukiman di wilayah pesisir Jawa bagian utara. Pembangunan tanggul laut dinilai menjadi salah satu langkah untuk mengantisipasi ancaman tenggelamnya wilayah permukiman akibat banjir rob.

"Saya kira ada pertimbangan (bangun tanggul laut di Jawa), salah satunya itu ada penurunan muka tanah juga di Jawa Tengah, bahkan di sana lebih tinggi, ada yang sampai 14 cm per tahun, itu di daerah Semarang - Demak," ujarnya saat dihubungi MNC Portal, Selasa (24/9/2024).

Berangkat dari masalah tersebut, Kementerian PUPR menyambut baik rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang hendak membangun Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa yang membentang dari Jakarta hingga Gresik, Jawa Timur. Hal ini sebagai upaya melindungi wilayah pesisir dari ancaman tenggelam akibat penurunan muka tanah.

Akan tetapi, Bob mengungkapkan dalam merealisasikan program tersebut, memang diperlukan pembiayaan yang cukup besar. Sebab berdasarkan kajian Kementerian PUPR, pembangunan tanggul laut per kilometer diperlukan biaya sekitar Rp2,5 triliun.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement