JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus adik kandung Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengatakan target pertumbuhan ekonomi 8% Pemerintah merupakan target minimal.
Hashim mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan bisa tembus hingga 10%. Akan tetapi memerlukan dorongan dari sisi peningkatan investasi yang masuk, hingga mendorong ekspor barang dari Indonesia.
"Sebetulnya pak Prabowo bilang 8% pertumbuhan ekonomi itu minimum target, kita mau 10%, tapi kita sebut 8% sudah di ejek," ujar Hashim di Menara Kadin, Rabu (23/10/2024).
Menurutnya, salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi yang bisa dimanfaatkan dengan mendorong sektor properti atau perumahan. Hashim percaya lewat program 3 juta rumah Prabowo - Gibran akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, paling tidak bisa tumbuh di angka 8%.
Pada kesempatan itu, Hashim juga mengumumkan setidaknya sudah ada 3 negara yang siap untuk membiayai program 3 juta rumah Prabowo lewat skema investasi. Seperti, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan China.
"So ada 3 penyandang dana bisa membiayai perumahan, ini inflow investment untuk perumahan, ini bisa jadi stimulus untuk ekonomi," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, saat ini komposisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terdiri dari konsumsi domestik 53-54%, investasi sekitar 24-25%, belanja pemerintah 7-8%, dan sisanya ekspor - impor.
"Kalau kita lihat pertumbuhan kita hanya bisa ditunjang menuju 8% itu, oleh 2 hal. Satu investasi, kedua adalah dari export," kata Rosan.
Menurutnya, dalam menunjang investasi dan kontribusi ekspor diperlukan peran dari para pelaku usaha. Sebab lewat ekspansi atau investasi yang dilakukan, maka akan tercipta lapangan pekerjaan dan menambah tingkat konsumsi masyarakat pada akhirnya.
"Pada kesempatan ini yang saya ingin sampaikan bahwa kita harus optimis, dunia usaha harus optimis Kalau misalnya yang optimis hanya pemerintahnya saja, dunia usaha tidak optimis, akademinya tidak optimis kita tidak akan bisa sampai 7-8%," pungkas Rosan.
(Taufik Fajar)