Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ketika Samudra Mengajarku Jadi Pelaut dan Penjaga Kehidupan

Taufik Budi , Jurnalis-Kamis, 31 Oktober 2024 |17:07 WIB
Ketika Samudra Mengajarku Jadi Pelaut dan Penjaga Kehidupan
Ketika Samudra Mengajarku Jadi Pelaut dan Penjaga Kehidupan (Foto: Pertamina/Okezone)
A
A
A

Skrining Ketat

Pakar transportasi laut mesin kapal dari Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang, Juwarlan, M.Mar.E, menyebut kapal tanker sejenis VLGC memiliki persyaratan kesehatan yang ketat bagi para awaknya sebelum bisa naik ke kapal. Langkah itu untuk memastikan kesehatan para kru tetap terjaga selama perjalanan panjang di laut.

Proses medical check-up yang ketat, ditambah dengan keberadaan tenaga medis darurat di kapal, menjadikan kapal VLGC sebagai salah satu kapal dengan standar kesehatan tinggi.

Juwarlan menjelaskan bahwa sebelum seseorang diizinkan bergabung sebagai kru di kapal tanker, mereka harus melalui serangkaian pemeriksaan medis yang ketat.

“Sebelum naik ke kapal, setiap awak kapal harus melalui proses medical screening yang sangat ketat. Jika ditemukan memiliki penyakit bawaan yang serius, mereka tidak diperbolehkan naik kapal,” ujar Juwarlan.

Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kesehatan yang dapat terjadi selama pelayaran, terutama mengingat kondisi di laut yang sering kali jauh dari fasilitas medis darat. Dengan proses skrining yang ketat, sangat jarang ada awak kapal yang memiliki penyakit kronis.

“Memang ada, tetapi sangat kecil kemungkinan ada yang memiliki penyakit kronis di kapal tanker seperti VLGC ini. Ini karena skrining kesehatan yang ketat,” tambahnya.

Selain skrining awal, para kru juga harus menjalani medical check-up berkala sebelum pelayaran dimulai. Menurut Juwarlan, ini adalah prosedur wajib yang memastikan setiap awak kapal dalam kondisi prima.

“Medical check-up dilakukan dengan standar tinggi. Sangat mudah bagi awak kapal untuk gagal lolos jika kondisi kesehatannya tidak sesuai persyaratan,” jelasnya.

Meski begitu, kapal-kapal VLGC juga dilengkapi dengan minihospital yang lengkap dengan peralatan medis serta obat-obatan untuk kebutuhan darurat. Tanggung jawab pengelolaan inventaris alat kesehatan dan obat-obatan ini biasanya dipegang oleh mualim 2, yang berperan sebagai tenaga medis darurat di kapal.

“Mualim 2 bertanggung jawab atas inventarisasi alat dan obat-obatan di kapal. Mereka juga berperan sebagai tenaga kesehatan darurat untuk menangani kondisi medis yang mungkin terjadi,” papar Juwarlan.

Dengan adanya kru yang sudah terlatih serta fasilitas medis yang memadai, Juwarlan meyakini bahwa keberadaan petugas medis khusus di kapal tanker tidak diperlukan. “Di kapal tanker seperti VLGC, seluruh awaknya sudah melewati tahapan skrining yang ketat, dan mereka juga dibekali pelatihan kesehatan dasar. Oleh karena itu, tidak perlu ada petugas medis khusus seperti di kapal penumpang,” jelasnya.

Perbedaan signifikan terlihat pada kapal penumpang, di mana keberadaan dokter atau tenaga medis khusus sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa riwayat kesehatan penumpang kapal tidak diketahui secara detail, berbeda dengan awak kapal tanker yang seluruhnya telah menjalani pemeriksaan kesehatan ketat.

"Di kapal penumpang, kita tidak tahu riwayat kesehatan setiap penumpang, sehingga dokter atau tenaga medis sangat diperlukan," ungkap Juwarlan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement