Anindya menyampaikan Indonesia perlu masuk ke pasar baru seperti Brics dan juga pasar di ASEAN. Ia menilai penting memperkuat pasar ASEAN, mengingat pertumbuhan ekonomi ASEAN sendiri berada di angka 4,7% dari rata-rata dunia.
Di sisi lain Anindya juga menyebut bahwa Indonesia perlu menjalin hubungan baik dengan negara-negara di Timur Tengah. Bukan tanpa alasan, seperti diketahui, negara-negara di wilayah tersebut terkenal dengan sumber dana yang melimpah.
Kendati demikian, Anindya menyebut panasnya perang tarif impor ini sebenarnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperbesar pasar dengan AS. Ia menilai, bukan tidak mungkin fenomena ini justru menjadi titik bagi Indonesia untuk terus maju dan berkembang.
"Jadi kita mesti melihat ini juga sebagai peluang bahwa ke depannya mungkin bisa memperbesar pasar dengan Amerika. Nah Amerika itu kan butuh mineral kritis dari kita, jadi mungkin itu pintu masuknya," tandasnya.
(Taufik Fajar)