Selain itu, Menko Airlangga juga memaparkan bagaimana engineering solutions (solusi rekayasa) dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan mewujudkan industri yang lebih berkelanjutan secara global. Engineering solutions menjadi fondasi dalam transisi energi untuk mengurangi emisi karbon.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pembangunan rendah karbon Indonesia diarahkan pada:
- Pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor energi, mineral, dan limbah;
- Transportasi hijau;
- Peningkatan cadangan karbon di kawasan hutan dan lahan;
- Pertanian rendah karbon;
- Cadangan karbon biru;
- Dekarbonisasi industri;
- Penguatan tata kelola kegiatan pengurangan emisi karbon.
Pemerintah Indonesia secara aktif mengembangkan inisiatif Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan menargetkan peluncuran 15 proyek antara tahun 2026 dan 2030. Proyek-proyek ini merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target emisi nol bersih (net-zero emissions) pada tahun 2060. PT Pertamina telah mengidentifikasi kapasitas penyimpanan CO₂ hingga 600 gigaton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik dan regional. Perkembangan ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan keunggulan geologisnya untuk mendukung upaya global dalam pengurangan karbon.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)