Buffett tidak memaksakan diri untuk berinvestasi dalam bisnis yang tidak dipahami. Setelah bertahun-tahun, investasi akhirnya dilakukan di Apple.
Ini mengingatkan untuk tidak ikut-ikutan investasi hanya karena tren. Sebaliknya, kita lebih baik berkonsentrasi pada hal-hal yang kita pahami, seperti bisnis rumahan, UMKM, dan properti kecil.
Buffett menghabiskan 70% waktunya untuk membaca. Dirinya percaya bahwa pengetahuan seperti bunga berbunga: semakin banyak yang ketahui, semakin cepat berkembang.
Luangkan waktu untuk membaca buku keuangan, mengikuti seminar, atau mendengar podcast yang membahas bisnis dan investasi lokal.
Meskipun memiliki kekayaan yang luar biasa, Buffett menjalani gaya hidup yang sederhana dan tidak sombong. Dirinya bahkan berkomitmen untuk memberikan 99 persen dari hartanya untuk amal.
Membangun kepercayaan dan mempertahankan citra jauh lebih penting di Indonesia daripada mengejar keuntungan finansial.
(Feby Novalius)