Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IHSG Pekan Depan Masih Dibayangi Konflik Iran-Israel, Cermati 5 Saham Ini 

Cahya Puteri Abdi Rabbi , Jurnalis-Minggu, 22 Juni 2025 |15:05 WIB
IHSG Pekan Depan Masih Dibayangi Konflik Iran-Israel, Cermati 5 Saham Ini 
IHSG Pekan Depan Masih Dibayangi Konflik Iran-Israel, Cermati 5 Saham Ini (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan, Senin (23/6/2025) diproyeksi masih rentan koreksi. Secara teknikal, IHSG telah menutup gap di 6.882 pada perdagangan Jumat, 20 Juni 2025.

1. Prediksi IHSG

Indikator Stochastic RSI berada di area oversold, namun belum ada indikasi pembalikan arah. Sementara negative slope MACD melebar dan volume jual meningkat. 

“Sehingga diperkirakan IHSG masih rentan koreksi dan menguji support 6.820-6.850,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

2. Sentimen IHSG

Diketahui, IHSG kembali ditutup melemah di level 6.907.14 atau turun 0,88 persen pada Jumat (20/6). Kekhawatiran akan dampak ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya intensitas ketegangan geopolitik masih menjadi sentimen negatif. 

Berlanjutnya pelemahan rupiah seiring dengan penguatan dolar AS juga membebani indeks. Kecemasan bahwa AS akan ikut serta dalam perang Israel-Iran, telah menjadi faktor negatif pada pekan ini. Namun kekhawatiran tersebut sedikit mereda setelah Presiden Trump menyatakan akan menunggu selama dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut berperang melawan Iran. 

Di sisi lain, indeks bursa Asia ditutup beragam pada Jumat (20/6), setelah Bank Sentral Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada level 3 persen untuk Loan Prime Rate 1 tahun dan 3,5 persen untuk Loan Prime Rate 5 tahun. 

“Keputusan ini senada dengan The Fed dan BoE yang cenderung berhati-hati dalam menurunkan suku bunga di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik,” lanjut riset tersebut.

Selain itu, harga emas mengalami koreksi pada Jumat (20/6), di tengah kekhawatiran akan kembali naiknya laju inflasi yang akan membatasi penurunan suku bunga dan mendorong penguatan dolar AS. 

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement