Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Global Mediacom (BMTR) Raup Pendapatan Rp10,05 Triliun Tahun 2024, Masih Didominasi Program Regular

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 30 Juni 2025 |22:28 WIB
Global Mediacom (BMTR) Raup Pendapatan Rp10,05 Triliun Tahun 2024, Masih Didominasi Program Regular
Global Mediacom (BMTR) Raup Pendapatan Rp10,05 Triliun Tahun 2024, Masih Didominasi Program Regular (Foto: Okezone)
A
A
A

Kemudian pendapatan dari segmen tv berbayar dan broadband pada tahun 2024 sebesar Rp1,6 triliun atau menyusut 19% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp2,07 triliun. Pendapatan lainnya berkontribusi Rp313 miliar atau meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp300 miliar.

Hary Tanoe mengatakan untuk segmen tv berbayar memang mulai tergerus di wilayah perkotaan. Hal ini membuat perseroan mengambil strategi untuk pengembangan di wilayah kota-kota kecil seperti kabupaten dan lain sebagainya.

"Strategi itu cukup berhasil, dan saat ini di PTV (tv berbayar) memiliki 14,4 juta subscriber. Kalau dikalikan 4 orang (total anggota keluarga) maka ada sekitar 56-60 juta orang terekspose," kata Hary Tanoe.

"Jadi memang sekarang market -nya terbelah, kalau di perkotaan itu banyak yang menggunakan broadband atau fiber optics, karena disitu ada internet, ada konten. Kalau PTV satelit kan tidak menggunakan internet, maka kita masuk ke secondary market," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Global Mediacom Ruby Panjaitan menambahkan perseroan berhasil membukukan laba kotor pada tahun 2024 sebesar Rp4,03 triliun. Sedangkan laba bersih berhasil dibukukan sebesar Rp537,39 miliar.

Beban langsung tercatat Rp6,01 triliun, berkurang dari Rp6,17 triliun. Beban umum dan administrasi Rp2,29 triliun, susut dari Rp2,42 triliun. Kerugian kurs Rp16,94 miliar, drop dari untung Rp1,37 miliar. Beban keuangan Rp799,68 miliar, bengkak dari Rp767,43 miliar.

Adapun penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2024, yaitu sebesar Rp1 miliar akan dibukukan sebagai dana cadang.

Sedangkan sisanya untuk digunakan sebagai laba ditahan dan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan guna mendukung rencana pengembangan usaha, khususnya dalam segmen digital yang membutuhkan investasi baik dari sisi teknologi, konten, hingga sumber daya manusia.

"Tidak ada pembagian dividen perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024," pungkas Ruby.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement