Pada kesempatan yang sama, Ketua Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Indonesia Weni Maulina menambahkan, asosiasi ini dibentuk sebagai forum komunikasi, kolaborasi, dan peningkatan kapasitas bagi para profesional, akademisi, maupun perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi bawah tanah.
"Acara ini adalah inaugurasi pertama kali pembentukan masyarakat terowongan dan konstruksi bawah tanah Indonesia. Ini wadah bagi masyarakat di industri konstruksi yang bergerak di bidang perhubungan maupun pembangunan bawah tanah," ujarnya.
Selain tantangan teknis dan kapasitas SDM, ia berpendapat bahwa pengerjaan proyek infrastruktur bawah tanah di Indonesia menghadapi kendala dari aspek geologis. Kondisi struktur tanah menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan proyek.
"Masalah utama konstruksi bawah tanah pasti di teknis. Kondisi geoteknik dan geologis di Indonesia berbeda-beda. Jangan sampai terjadi longsor atau permasalahan struktural saat membangun," ujarnya.
(Taufik Fajar)