Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution
Di hari itu, Darmin Nasution juga angkat bicara. Dia mengatakan, dengan penurunan harga Premium yang cukup besar, akan membuat daya beli masyarakat kembali meningkat. Dengan demikian, maka akan mampu mengurangi kemiskinan.
Darmin menjelaskan, penurunan harga Premium memang menjadi pertimbangan utama pemerintah. Meski demikian, dia mengungkapkan ada kajian-kajian yang harus dilakukan seperti perkembangan harga jual minyak mentah, perkembangan kurs dan sebagainya.
"Ada beberapa faktor lain yang sebetulnya memang bisa memengaruhi. Misalnya, adanya upaya untuk menaikkan penggunaan crude kita di dalam negeri. Jadi itu tentu membuat kita tidak perlu impor lebih banyak," ujarnya di Kantor Kepresidenan, Jakarta.
Namun selang satu hari kemudian, Darmin memprediksi penurunan harga premium tidak akan signifikan. "Kita tetap memperhitungkan di Pertaminanya gimana. Masa di sananya defisit. Kemudian dibayar lagi donk nanti. Kita pasti cari titik tengah. Mungkin enggak bisa besar juga (perubahan harganya)," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Dwi Soetjipto mengaku belum dapat menurunkan harga BBM jenis Premium di bawah Rp7.000 per liter. Pasalnya, saat ini harga Premium masih berada di bawah harga keekonomian. Dwi menyatakan, pihaknya masih akan mengkaji lebih dalam jenis BBM yang akan mengalami penurunan harga.