"Kalau kita, bagi dua macam konstruksi antara yang infrastruktur dan satunya konstruksi properti bangunan. Arahnya beda, kalau infrastruktur naik, tapi kalau untuk properti terutama menurun," kata dia.
Baca juga: H-10 Lebaran, Ruas Tol Kualanamu-Sei Rampah Mulai Difungsikan
Mengutip data yang dikeluarkan ekonom Bank Mandiri, total nilai proyek infrastruktur tahun 2016 sebesar Rp232,4 triliun. Jumlahnya diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun 2017 menjadi Rp250,1 triliun.
Sebaliknya, total nilai proyek untuk bangunan atau properti diprediksi cenderung menurun. Tercatat proyek properti tahun 2016 sebesar Rp190,7 triliun, sementara tahun ini nilainya diramal menjadi Rp173,1 triliun.
"Sektor properti kelihatannya membreakdown penyerapan tenaga kerja. Kalau infrastruktur cenderung padat modal, praktis labour sedikit," kata dia.