"Jakarta itu 20% kontribusinya GDP-nya dari properti sektor. Begitu properti ini jalan 100 sekian berjalan, properti berhenti 100 sekian sekitar berhenti. Karena kalau properti itu perbaiki benar ini adalah suatu Economic Drive yang sangat kuat. Jadi seharusnya pemerintah mendukung," jelasnya.
Baca Juga: Kejar Posisi 40 Besar di Doing Business, Satgas Kemudahan Berusaha Dikebut
Sebagai informasi, dari temuan ACI juga diketahui bahwa DKI Jakarta mengalami penurunan peringkat pada dua dari tiga kategori yang menjadi penilaian. Untuk kategori Attractiveness to Investor, peringkat Jakarta turun dari peringkat 1 di tahun 2015, menjadi peringkat 3 di tahun 2017.
Sementara untuk kategori Business Friendliness, peringkat Jakarta turun dari peringkat 2 di tahun 2015 ke peringkat 7 di tahun 2017. Selanjutnya untuk Kategori Competitive Policies, Jakarta naik peringkat menjadi peringkat 19 dari total 34 provinsi Indonesia.
(Dani Jumadil Akhir)