Guna mencegah kehancuran dunia akibat perubahan iklim global yang tidak terkendali maka perlu segera meningkatkan investasi tahunan secara global sebesar 400% untuk energi terbarukan.
"Untuk itu, kita harus bertanya: apakah sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi? Ataukah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kerjasama dan kolaborasi? Apakah kita telah terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semua?Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin? Oleh negara besar ataupun negara kecil?," paparnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ibaratkan Kondisi Ekonomi Global seperti Game of Thrones
Dalam perkiraannya, season terakhir dari serial Game of Throne yang akan hadir di tahun depan berakhir dengan pesan moral, yakini konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan. Bukan hanya bagi yang kalah namun juga bagi yang menang.
"Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi barulah kemudian kedua-duanya sadar, bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama yaitu dunia yang porak poranda," katanya.
Dia menyampaikan, tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Juga tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar di tengah dunia yang tenggelam.
"Saya ingin menegaskan bahwa saat ini kita masuk pada 'Season Terakhir' dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan. Bisa jadi situasinya lebih genting dibanding krisis finansial global sepuluh tahun yang lalu," ungkapnya.
Baca Juga: Indonesia Dapat Komitmen Investasi di Bidang Infrastruktur Rp202 Triliun
Dia pun menyatakan, dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerjasama global. Mampu berkontribusi dalam mendorong para pemimpin dunia untuk menyikapi keadaan ini secara tepat.
"Diperlukan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang mampu menyangga dampak dari Perang Dagang, Disrupsi Teknologi, dan ketidakpastian pasar," ujar dia.
Usai menyelesaikan pidatonya tersebut, sontak seluruh peserta dalam acara tersebut bersorak dan memberi tepuk tangan yang meriah kepada Jokowi. Lagarde pun memberi menyalami Jokowi ketika balik ke tempat duduknya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)