JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kesedihan ketika mendapatkan fasilitas yang dibangun dari uang rakyat, dalam hal ini dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sering kali dirusak hingga dibakar dengan mudahnya.
"Saya sangat sedih kalau melihat ada bangunan-bangunan yang sangat mudah dirusak atau dibakar karena ini dibangunnya dengan setiap rupiah yang kita kumpulkan dengan susah payah," ujar dia saat menyampaikan realisasi APBN 2019 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga: Ketika Sri Mulyani Puji Menteri Basuki sebagai Daendels Indonesia
Padahal pembangunan fasilitas tersebut dilakukan dengan uang yang dikumpulkan dengan susah payah. Lantaran, untuk memenuhi kebutuhan pembangunan, APBN pada akhirnya mengalami defisit.
Dia menjelaskan, sebagai gambaran, penerimaan negara berasal dari pajak, bea cukai, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), bahkan hingga pembiayaan dengan penerbitan surat utang.

Hingga akhir Agustus 2019 pendapatan negara mencapai Rp1.189,28 triliun, baru 54,9% dari target APBN 2019, dan hanya tumbuh 7,3%, melambat dari tahun 2018 yang mampu naik 18,4%.
Penerimaan pajak yang baru sebesar Rp801,16 triliun atau mencapai 50,78% dari target, tercatat hanya naik 0,21% dibandingkan dengan periode akhir Agustus 2018. Padahal tahun lalu pemerintah mampu mengumpulkan pajak sebesar Rp799,46 triliun, atau tumbuh 16,52% dari akhir Agustus 2017.
Baca Juga: 30 Proyek di Selatan Jawa Rawan Bencana, Kereta Cepat Masuk Daftar
Sementara PNBP tercatat sebesar Rp268,1 triliun atau setara dengan 70,9% dari target APBN, yang hanya tumbuh 11,6% dari tahun lalu, melambat dari pertumbuhan dari tahun lalu yang naik 24,3%.
Di sisi lain, pada Agustus 2019 pemerintah telah melakukan pembiayaan utang sebesar Rp284,7 triliun. Utang pinjaman tercatat Rp5,9 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) Rp290,7 triliun