Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kaleidoskop 2019: Perekonomian RI Tidak Terpengaruh Perang Dagang AS-China

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Senin, 30 Desember 2019 |12:02 WIB
Kaleidoskop 2019: Perekonomian RI Tidak Terpengaruh Perang Dagang AS-China
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

Presiden Joko Widodo meminta kepada semua pihak untuk bersyukur karena ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5%. Menurut Jokowi, harusnya masyarakat bersyukur terhadap angka pertumbuhan ini.

"Apa yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa kita harus bersyukur negara kita masih diberikan pertumbuhan ekonomi 5%," ujarnya dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia, 28 November 2019.

Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang kuat ekonomi RI. Sepanjang 2019, konsumsi masyarakat masih tumbuh 5,1% di kuartal III-2019. Indikator konsumsi masih terjaga, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang lebih dari 100.

Baca juga: Akademisi, Pengusaha hingga Pemerintah Kumpul Bareng Bahas Ekonomi Inklusif

“Pertumbuhan masih bisa bertahan di 5% karena ekonomi kita tergantung sektor konsumsi yang porsinya 56% dari total ekonomi. Jauh lebih tinggi dari negara di kawasan ASEAN seperti Singapura yang hanya 0,5%, Malaysia sekitar 4,3% dan Thailand yang hanya sekitar 2,5%,” kata Kepala Ekonom BCA David Sumual kepada Okezone.

Indikator makro lainnya, laju inflasi pada 2019 mampu dijaga di target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tercatat inflasi inti pada November 2019 tercatat sebesar 3,08% (yoy).

Realisasi inflasi pada November 2019 pada kelompok Administered Price menunjukkan pengurangan yang signifikan karena adanya koreksi tiket pesawat sejak Juni 2019. Sementara kelompok inti cenderung stabil meskipun sebelumnya sempat ada kenaikan harga emas global serta Volatile Food kembali mengalami kenaikan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) akhir tahun.

inflasi

Sepanjang 2019, inflasi tertinggi terjadi pada April-Juni bertepatan dengan Ramadan atau Lebaran. Beberapa komoditas yang memberikan kontribusi inflasi terbesar antara lain, bawang merah, cabai merah dan daging ayam.

Merespons perlambatan ekonomi global, sejumlah bank sentral di dunia mengambil langkah menurunkan suku bunga acuan. Pada 2019, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan (BI Repo Rate) sebanyak 4 kali atau 1% dari 6% menjadi 5%.

Gejolak ekonomi global juga tercermin pada kondisi pasar keuangan dalam negeri yang volatile. Di bandingkan beberapa negara emerging lainnya, kondisi perubahan kurs maupun return saham Indonesia masih positif dan tidak sevolatil negara lain.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement