JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,01% (month the month/mtm). Di mana bulan sebelumnya tercatat deflasi 0,1%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penyebab utama deflasi selama Agustus adalah komponen harga bergejolak seperti seperti beras (-0,11% mtm), daging ayam (-11,38% mtm), telur ayam (-0,68% mtm), bawang merah (-15,3% mtm) dan bawang putih (-0,57%mtm).
"Ini didorong oleh supply yang tetap terjaga namun permintaan cenderung masih lemah," kata Josua, di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga: Inflasi Awal Agustus Diprediksi 0,01%, Harga Emas Jadi Biang Kerok
Dia melanjutkan, inflasi tahunan pada bulan Agustus diperkirakan tercatat 1,36% (year on year/yoy) dari bulan sebelumnya 1,54% yoy. Adapun, inflasi inti pada Agustus diperkirakan tercatat sekitar 2,15% yoy dari bulan sebelumnya tercatat di 2,07% yoy.
"Inflasi inti masih ditopang oleh kenaikan harga emas yang sepanjang bulan Agustus tercatat naik 8,2% mtm," katanya.
Baca Juga: BPS Sebut Deflasi Juli 2020 Tidak Wajar, Kok Bisa?
Dia melanjutkan, faktor yang masih membatasi kenaikan inflasi inti adalah penurunan harga gula pasir sebesar minus 2,52% mtm.
Secara umum, inflasi inti juga cenderung rendah mempertimbangkan daya beli yang belum membaik signifikan meskipun pemerintah sudah meluncurkan beberapa stimulus lanjutan pada akhir bulan Agustus seperti pemberian gaji ke-13 bagi ASN.