JAKARTA - Belum membaiknya perekonomian Indonesia ternyata memberikan dampak yang cukup luas. Selain dari segi pengeluaran dan sektoral, dampak yang terakhir adalah meningkatnya angka pengangguran.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyampaikan, tingkat pengangguran terparah saat ini berasal dari dua sektor, yaitu industri pengolahan dan konstruksi.
 Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah Berjuang Keras Tangani Pengangguran
"Kita lihat pengangguran paling parah adalah berada di perubahannya di industri pengolahan yang saya kira banyak terjadi perubahan besar. Kedua adalah industri konstruksi yang sempat dihentikan," ujar Tauhid dalam video conference, Minggu (8/11/2020).
Tauhid menambahkan, maraknya pengangguran dari industri pengolahan dirasa wajar karena industri tersebut selama ini menampung sekitar 13,61 persen pekerja, dan menyebabkan banyak pengangguran karena banyak industri yang tutup, penjualan di pasar turun, keuntungan turun, sehingga banyak mengurangi karyawan.
 Baca juga: 3 Strategi Mengurangi Jumlah Pengangguran di Indonesia
"Ini kita lihat juga bahwa status yang terkena dampak dari pengangguran yang tidak bekerja, yang bekerja justru negatif. Jadi, wajar buruh-buruh industri pada saat yang sama menolak Omnibus Law ketika situasi pandemi mereka yang paling terdampak. Lihat saja sektor lain tidak terlalu terdampak, pertanian dan perdagangan positif tapi industri pengolahan yang terdampak pandemi," ucapnya.
Follow Berita Okezone di Google News