JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) fokus pada produksi vaksin Covid-19 asal Sinovac, China. Pengadaan vaksin yang bersumber dari sejumlah produsen farmasi global lainnya belum menjadi prioritas perseroan.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pemerintah hanya menerima impor vaksin jadi dan bukan bulk atau bahan baku vaksin dari produsen farmasi global, selain Sinovac.
“Dari 7 jenis vaksin, sementara kita baru hanya akan memproduksi satu jenis vaksin, bahan bakunya kita datangkan dari Sinovac,” ujar Honesti dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga: Pendanaan Vaksin Covid-19, Bio Farma Colek Himbara
Adapun perusahaan farmasi yang telah melakukan kerja sama dengan Indonesia ihwal pengadaan vaksin Covid-19 adalah Sinovac Biotech Ltd, AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Pfizer Inc. and BioNTech, Moderna,
“Jenis vaksin lainnya dari Moderna, Pfizer, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca itu kita akan mengimpor vaksin jadi dulu. Karena memang kapasitas produksi kita kita fokuskan untuk persiapan produksi yang bahan bakunya dari Sinovac,” kata dia.
Baca Juga: Ada 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Siap Disuntik?
Pada 16 Februari 2021 perseroan sudah menyediakan 15 juta dosis vaksin Covid-19. Jumlah tersebut merupakan hasil produksi 15 bulk atau bahan baku vaksin Sinovac yang ditargetkan perseroan.
Setiap 1 batch berisi kurang lebih 1 juta dosis vaksin. Dalam catatan MNC Portal Indonesia, Per 11 Februari lalu, Holding BUMN Farmasi baru masih menyediakan 13 juta vaksin. Dengan begitu, dalam kurun waktu dua hari, perseroan mampu memproduksi 2 juta bulk vaksin.
Honesti menyebut, 15 juta dosis vaksin akan secara bertahap mendapat Lot Release dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Sampai hari ini kita sudah produksi 15 batch. Artinya 15 juta dosis sudah selesai diproduksi dan secara bertahap akan Lot Release dari BPOM," ujar Honesty.