NEW YORK - Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data penggajian (payrolls) nonpertanian AS menunjukkan perekrutan yang meningkat pada Mei. Hal ini pun meredam ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan.
Data penggajian nonpertanian AS meningkat 559.000 pekerjaan pada Mei. Namun jumlahnya di bawah perkiraan sebanyak 650.000 pekerjaan.
"Angka penggajian ini sedikit mengecewakan. Laporan yang lebih lemah dari perkiraan berarti tidak ada urgensi bagi The Fed untuk mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan sebesar USD120 miliar untuk mendukung perekonomian," ujar Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya, dikutip dari Antara, Sabtu (5/6/2021).
Baca Juga: Indeks Dolar AS Tekan Yen, tapi Lesu terhadap Poundsterling
"Kabar buruk tentang ekonomi adalah kabar baik bagi Fed yang sangat akomodatif, yang akan menahan dolar," sambungnya Moya.
Sementara itu, Ekonom National Bank of Canada Jocelyn Paquet menilai, meskipun terjadi kenaikan pada Mei, penggajian nonpertanian tetap 5,0% atau 7,6 juta pekerjaan, di bawah tingkat sebelum krisis.
"Oleh karena itu, masih ada jalan panjang untuk menuju pasar tenaga kerja," katanya.
Baca Juga: Indeks Dolar Menguat berkat Data Tenaga Kerja AS
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,38% pada 90,135 atau turun dari level tertinggi tiga minggu.
Euro menguat 0,31% menjadi USD1,21650. Dolar Australia, yang telah turun ke level terendah sejak April pada Kamis (3/6/2021), melonjak 1,08% menjadi USD0,7743, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,97% pada USD0,72115.