JAKARTA - Indeks dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Dolar melemah setelah data menunjukkan kenaikan inflasi AS bulan lalu lebih lemah dari perkiraan, menciptakan ketidakpastian tentang waktu pengurangan pembelian aset (tapering) oleh Federal Reserve.
Beberapa pejabat Fed telah menyatakan bank sentral AS dapat mengurangi pembelian surat utang pada akhir tahun, tetapi mengatakan kenaikan suku bunga akhirnya tidak akan terjadi untuk beberapa waktu.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Menguat Didukung Rencana Tapering Fed
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada minggu depan, dengan investor tertarik untuk mengetahui apakah pengumuman tapering akan dibuat.
Tapering cenderung menguntungkan dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat menuju kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga berarti bank sentral akan membeli lebih sedikit aset utang, secara efektif mengurangi jumlah dolar yang beredar.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Melemah Selama 4 Hari Berturut
Data pada Selasa (14/9) menunjukkan indeks harga konsumen AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, naik tipis hanya 0,1% pada Agustus, menimbulkan keraguan tentang pengurangan pembelian aset tahun ini, beberapa analis mengatakan.
Kenaikan IHK inti Agustus juga merupakan kenaikan terkecil sejak Februari dan mengikuti kenaikan 0,3% pada Juli. IHK inti meningkat 4,0% pada basis tahun-ke-tahun setelah naik 4,3% pada Juli.
“Angka inflasi yang lebih lemah menyebabkan investor mendorong kembali taruhan bahwa Fed dapat bergerak lebih cepat untuk mengurangi pembelian obligasi. Melemahnya inflasi akan membuat The Fed tidak bersemangat untuk bergerak sebelum waktunya," kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.