NEW YORK - Dolar AS menguat terhadap Yuan China yang melemah ke level terendah pada perdagangan Senin. Hal ini disebabkan kekhawatiran atas dampak solvabilitas pengembang properti, Evergrande yang membuat pasar keuangan takut dan mengangkat mata uang safe-haven seperti dolar AS.
Sentimen pasar diguncang potensi Evergrande, yang mencoba mengumpulkan dana untuk membayar sejumlah pemberi pinjaman, pemasok dan investor. Batas waktu untuk pembayaran bunga USd83,5 juta pada salah satu obligasi yang jatuh tempo Kamis. Selain itu, perusahaan properti ini juga memiliki kewajiban USD305 miliar.
Baca Juga: Dolar AS Anjlok, Euro Dekati Level Tertinggi
Sebenarnya Yuan China menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan ke USd6,4226 sebelum berbalik melemah karena kondisi Evergrande memburuk. Langkah itu dipertajam setelah peringatan dari regulator China bahwa kebangkrutan perusahaan dapat memicu risiko yang lebih luas dalam sistem keuangan negara.
Analis Wells Fargo memperkirakan dolar AS akan mencapai level USD6,60 per yuan dalam bulan depan. Yuan Tiongkok lepas pantai terakhir melemah terhadap greenback di USd6,4839.
Baca Juga: Dolar Melesat Didorong Data Penjualan Ritel AS
“Kami melihat penerbangan klasik menuju keselamatan dalam dolar sampai kami mendapatkan kejelasan tentang apakah itu akan menjadi resolusi yang teratur atau tidak teratur untuk Evergrande,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, dilansir dari Reuters, Selasa (21/9/2021).
Dolar dan mata uang safe-haven lainnya seperti yen dan franc Swiss menguat dengan sentimen risk-off, yang membuat indeks S&P 500 Wall Street melaju untuk persentase penurunan satu hari terbesar dalam 11 bulan.