JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengantongi laba bersih sebesar Rp621,62 miliar. Laba bersih PRDA tumbuh signifikan 131,3% dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan pendapatan bersih Perseroan.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, tahun 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi Perseroan yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, Prodia masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan.
"Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia. Kami terus beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba,” tutur Dewi dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Selasa (15/3/2022).
Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp756,62 miliar, atau naik 150,7%. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung pencapaian laba bersih Perseroan pada tahun 2021.
Pertumbuhan Pendapatan Bersih meningkat sebesar 41,6% menjadi Rp2,65 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,87 triliun. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan.
Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,8% dan 31,4 % kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 21,2 % dan 13,6 %terhadap pendapatan Perseroan.
Adapun jumlah pemeriksaan mencapai 19,6 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,6 juta. Jumlah Permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 39,2% pada tahun 2021 menjadi 2,2 juta tes.