Adapun di kuartal pertama 2022, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp90,15 miliar. Jumlah itu menurun 24,63% dari raihan pendapatan di periode yang sama pada kuartal I-2021 sekitar Rp119,6 miliar. Direktur RSGK, Armen Antonius Djan pernah bilang, pendapatan perseroan turut ditopang oleh kasus Covid-19 yang masih tinggi. Adapun di tahun lalu, program vaksinasi Covid-19 juga baru saja di mulai oleh pemerintah. “Jadi memang pendapatan di kuartal I-2021 itu masih banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat, sehingga biaya perawatan pun lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I-2022,” ujarnya.
Bila dirinci, pendapatan di kuartal I-2022 didorong dari pendapatan rawat inap, obat, perlengkapan medis serta layanan pengunjung medis hingga administrasi sebesar Rp54,13 miliar. Sedangkan pendapatan dari layanan rawat jalan, kamar rawat jalan dan administrasi menyumbang Rp36,01 miliar. Adapun, hingga Maret 2022, perseroan juga membukukan beban pokok pendapatan Rp55,04 miliar atau turun dari sebelumnya Rp64,06 miliar. Sehingga laba kotor perseroan yang dibukukan sebesar Rp35,10 miliar.
Di sisi lain, RSGK juga turut membukukan laba operasional sebesar Rp12,8 miliar di mana jumlah ini turun 65,2% dari sebelumnya Rp37,1 miliar pada kuartal I-2021. Dengan demikian, laba neto periode berjalan perseroan tercatat sebesar Rp10,5 miliar atau turun 64,69% dibandingkan dengan raihan perseroan di kuartal I-2021 sekitar Rp29,9 miliar. Lebih lanjut, dari sisi aset, RSGK memiliki total aset hingga Maret 2022 sebanyak Rp954,3 miliar. Sedangkan total liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp101,9 miliar dan Rp852,4 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)