Share

Terima Laporan Bank Dunia, Sri Mulyani Ungkap Segudang PR Ekonomi Indonesia

Noviana Zahra Firdausi, Okezone · Kamis 15 Desember 2022 18:51 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 15 320 2727963 terima-laporan-bank-dunia-sri-mulyani-ungkap-segudang-pr-ekonomi-indonesia-PtMRbw6Z36.jpg Sri Mulyani terima laporan dari Bank Dunia (Foto: Instagram)

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap segudang pekerjaan rumah (PR) yang menanti perekonomian Indonesia. Mulai dari sisi infrastruktur, birokrasi, regulasi, kebijakan, hingga sumber daya manusia.

“Indonesia akan terus menggunakan beragam instrumen kebijakannya untuk terus mereformasi perekonomiannya. Hal ini berarti tidak hanya bertahan dari pandemi, namun terus berbenah agar Indonesia dapat menjadi high-income economy dengan cara yang inklusif dan adil,” tulisnya dalam akun Instagram, Kamis (15/12/2022).

Sri Mulyani pun merinci laporan yang disusun World Bank setiap enam bulan sekali. Indonesia Economic Prospects (IEP) Report merupakan sebuah analisis komprehensif mengenai lansekap perekonomian di Indonesia.

“Pada edisi Desember 2022, report kali ini membahas mengenai perdagangan untuk pertumbuhan dan transformasi perekonomian. Topik yang selaras dan beresonansi dengan strategi pembangunan di Indonesia. Indonesia memang negara yang sangat besar, tapi kita pastikan seluruh PR ini dikerjakan dengan sebaik mungkin,” ucapnya.

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% di tahun 2022 dan rata-rata 4,8% dalam jangka menengah 2023-2025.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan bahwa kendati demikian, risiko penurunan cukup besar dan dapat sangat membebani pertumbuhan Indonesia jika terwujud.

Follow Berita Okezone di Google News

"Permintaan global yang lebih lemah, keuangan global yang lebih ketat, arus keluar modal yang meluas, dan tekanan mata uang dapat memicu siklus pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat," ucap Satu.

Inflasi rata-rata diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 sebesar 4,5%, lalu berada di batas atas BI dengan rata-rata 3,5% selama 2024-2025. Defisit fiskal diproyeksikan tetap berada di bawah 3% dari target PDB pemerintah pada tahun 2023 karena penerimaan dari reformasi pajak terwujud dan pengeluaran terkait COVID dihentikan.

"Posisi eksternal diproyeksikan sedikit memburuk dengan risiko kerentanan rendah hingga sedang. Neraca transaksi berjalan diproyeksikan berubah menjadi defisit kecil dalam jangka menengah," tandasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini