JAKARTA - Masih ingatkah kamu pada gempa yang menimpa Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018? Kala itu, tsunami turut menerjang memporak-porandakan kota Palu.
Alhasil, sekitar 2.000 orang meninggal dunia akibat dari bencana ini. Tidak hanya itu, puluhan ribu bangunan juga ikut hancur saking tidak kuatnya menahan amukan tsunami dan gempa di sana.
 Baca Juga: Korsel Hibahkan USD10 Juta Untuk Bantu Sulawesi Tengah
Untuk membangun kembali Kota Palu yang sudah rapuh tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah menyiapkan tanah untuk hunian tetap melalui skema pengadaan tanah. Dilansir dari akun resmi ATR/BPN, rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan sudah memasuki tahap pembangunan.
"Rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap kondisi kehidupan masyarakat yang terkena dampak gempa bumi yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah tahun lalu terus menunjukkan kemajuan. Progres saat sekarang, sudah dalam tahap pembangunan. Sebelumnya, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah menyiapkan tanah untuk hunian tetap melalui skema pengadaan tanah," tulis @kementerian.atrbpn di Instagram, Selasa (8/10/2019).
 Baca Juga: Masalah Lahan hingga Budget Jadi Kendala Pembangunan Huntara di Palu
Pasalnya, Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Tengah mengalokasikan tanah seluas 591,6 hektare di empat lokasi. Keempat lokasi tersebut ialah Kelurahan Tondo di Kota Palu sebanyak 150 hektare, Kelurahan Talise di Kota Palu sebanyak 38,6 hektare, Kelurahan Duyu di Kota Palu sebanyak 41 hektare, serta Desa Pombewe - Olobuju di Kabupaten Sigi sebanyak 362 hektare.
Dalam cakupan tersebut, ditargetkan akan ada 1.000 rumah yang dibangun. Sejauh ini, baru 300 rumah yang sudah berdiri. Selain rumah, berbagai fasilitas umum dan sosial juga akan digarap, yang terpenting adalah sekolah dan rumah ibadah.
Â