Dia menyebut, perseroan berhasil menaklukan berbagai tantangan di tengah kondisi ketidakpastian akibat gejolak global sepanjang tahun 2022 lalu, yang masih berlanjut dari tahun sebelumnya, juga pasca dampak dari pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
Lebih lanjut, untuk memperkuat daya tahan terhadap keuangan dan menjaga bisnis yang berkelanjutan ke depannya, perseroan terus berupaya memperkuat bisnis intinya dengan konsisten menerapkan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat guna, optimal dan mengambil peluang dalam pengembangan bisnis yang bukan hanya berfokus pada industri migas namun juga non migas.
“Sejalan dengan capaian tersebut, kami juga berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan penerapan Praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik ke level yang lebih tinggi, dengan menerapkan ASEAN CG Scorecard (ACGS),” ujar Bachtiar.
Per akhir Desember 2022, total nilai aset ELSA sebesar Rp8,83 triliun atau tumbuh 22,13% dari posisi Desember 2021 yang sebesar Rp7,23 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp4,71 triliun dan ekuitas sebesar Rp4,11 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)